Friday, June 4, 2010

cerita 3- tetangga

Aku ini lelaki.


Lagi. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku berkaca untuk merapikan dasiku. Mencoba untuk terlihat tampan? Hm, entah untuk siapa. Karierku menanjak, namun aku bujang. Cinta. Cinta. Kata orang-orang aku butuh cinta.

Kurapikan rambutku dengan jemari tangan, lalu menyemprot parfum andalan untuk menambah kepercayaan diri. Aku tersenyum. Mungkin ini untukmu, cantik. Setiap pagi hanya untukmu.

Aku melangkah pasti keluar dan siap mengeluarkan motor dari garasi rumah. Gemercik air terdengar dari rumah sebelah. Ah, selalu waktu yang tepat. Aku perlahan keluar menuju pagar, dan kulihat dirinya. Masih sama seperti hari-hari kemarin. Menyiram tanaman bunga setiap pagi. Kadang sambil bersenandung, kadang tidak.

Yang kutahu satu: dia cantik. Selalu.

Ia menoleh saat mendengar bunyi pagarku dibuka, lalu tersenyum. Aku pun tersenyum balik. Ah, ini namanya cinta saudara-saudara. Maaf, tapi inilah cinta yang aku temui.

Dan aku menyapanya, sambil menahan diri.
Menahan hati.

"Pagi, Bu Bowo. Pak Bowo sudah pulang bertugas dari Bali?"

No comments:

Post a Comment